Swike Ngurenrejo

lebih dikenal swike ngadiman..

mak nyus..

rasane gawe kemecer

By KIN n KAT on Sabtu, 25 September 2010 | | 1 comment

Ayam bakar Madu

ayam bakar MAdu milik Mas Budi da Jl Penjawi Gg II rasanya empuk spektakuler dan sipp harga sangat terjangkau

By KIN n KAT | | A comment?

Swike kodok campur welut

SEDIA SWIKE KODOK

TONGSENG KODOK

KODOK GORENG

untuk swike kodok dan tongseng kodoknya harga perkilo 30Rb untuk per porsinya 9Rb…tp itu belum termasuk nasi dan minumnya ya…..

kemudian untuk kodok goreng perkilonya 40rb, sedangkan per porsinya 11Rb…sama juga itu belum termasuk nasi dan minumnya….

dijamin enak, lezat dan juga akan membuat orang jadi NUMAN…..

cobain ya….ada di Jl.Raya Pati-Kudus depan pangkalan truk margorejo pati ( dekat perbatasan gapura pati bumi mina tani ) sebelah Talenta cell


By KIN n KAT | | 1 comment

Petis Runting

BUKTIKAN RASA PETIS SUMSUM BALUNG SAPI YANG BERALAMATKAN DI DS RUNTING TAMBAHARJO PATI

By KIN n KAT on Jumat, 24 September 2010 | , | A comment?

Sate Bleber

Warung SAte & Gule Kambing Bu lina Jl dr wahidin selatan perempatan bleber pati sate Rp. 13000 sejinah dan gule Rp. 5000/porsi

By KIN n KAT | | 1 comment

SOP AMPELA ATI AYAM Mas Teko PATI

Sup Kombinasi Sate Ati Ampela Ayam Bumbu Manis
Sub dapat dipastikan adalah salah satu masakan familier di tengah masyarakat. Setiap orang pun dapat mengolah menu ini sendiri. Pasalnya, tak banyak bumbu yang dibutuhkan untuk membuatnya.
Selain itu, masakan yang lebih menonkolkan rasa gurih dan segar ini, juga welcome dikombinasikan dengan berbagai jenis daging termasuk ikan laut dan udang. Maka dari itu banyak orang yang gandrung dengan masakan ini.
Bila kebanyakan restoran mengkombinasikan sup dengan daging sapi atau seefood, Teguh Prihanto (40) punya opsi lain bagi pecinta sup. Warga Desa Juwanalan Kecamatan Pati yang akrab disapa Mas Teko ini menggabungkan gurihnya kuah sup dengan sate ati ampela bumbu manis. Jadi tak hanya gurih yang anda dapatkan ketika menyantapnya.
Selain gurih dan manis, pengunjung juga bisa merasakan tendangan pedasnya merica mengiringi kesegaran kol, wortel dan tomat serta taburan bawang gorong sebagai sentuhan akhirnya.
“Menang sengaja sayur dan kuah dipisahkan. Agar pelanggan tetap bisa merasakan kesegaran dari sayuran itu sendiri. Bila dicampur membuat warna kuah menjadi pucat dan kurang terasa segar,” ungkap Mas Teko disela kesibukannya melayani pesanan pembeli, kemarin.
Diakuinya, tak ada bumbu spesial yang digunakan saat mengolah menu andalannya itu. Menurutnya, enak tidaknya masakan tergantung ketepatan dalam mencampurkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu masakan itu sendiri.
“Mungkin juga karana tak banyak tempat lain yang mengokombinasikan sup dengan sate bumbu manis,” aku dia.
Dikatakan, hanya bumbu minimalis yang digunakannya untuk mengolah sasakan tersebut. Di antaranya, bawang putih, merica dan kaldu daging ayam. Namun soal rasa, dipastikan tak akan mengecewakan indra pengecap anda.
Jangan harap anda bisa menyantap masakan ini selepas Isya. Karena cenderung dapat dipastikan, Mas Teko bersama istri sudah siap-siap untuk menutup warung yang letaknya persis di depan rumah mungilnya di Jalan Supriyadi.
“Buka mulai pukul 17.00 sampai 20.00. Tapi, seringnya tutup lebih awal karena sub-nya sudah habis,” katanya.
Disinggung pelanggan yang biasa singgah di warungnya itu, dia menyebutkan, hampir semua kalangan. Mulai dari tukang becak sampai pekerja kantoran. Bahkan, aku dia, ada juga beberapa pelanggan yang berasal dari Jepara dan Semarang. “Sales asal kedua kota tersebut bila datang ke Pati pasti menyempatkan untuk makan di sini,” katanya.
Jika anda berminat, tak susah untuk menemukan lokasi warung makan dengan konsep sederhana milik Mas Teko. Bila telah masuk kawasan alun-alun kota, arahkan perjalanan anda di Jalan P Sudirman. Setelah melewati Gedung BCA, ambil jalur kiri dan banting arah ke arah selatan menuju Jalan Jiwondono. Setelah menemukan pertigaan di ujung jalan, silakan ambil arah barat, menapaki Jalan Supriyadi. Lokasi warung makannya kira-kira 50 meter setela pertigaan ujung Jalan Jiwondono.
Berbekal Rp 3.500, pengunjung dipastikan dapat merasakan kenikmatan sup kombinasi sate ati ampela ayam bumbu manis olahan Mas Teko. Bila masih dirasa kurang, pengunjung juga dipersilakan untuk melengkapinya dengan perkedel dan berbagi jenis gorengan dengan harga Rp 500/bijinya.

By KIN n KAT | , | 3 comments

TAHU GIMBAL UDANG JUMBO KABUPATEN PATI

Menu masakan satu ini pasti tak asing bagi warga Kabupaten Pati. Ya, tahu gimbal. Potongan tahu goreng, gimbal udang dan siraman saus kacang dengan bawang putih, gula jawa, sedikit garam dan kecap manis sebagai bumbunya ditambah perasan jeruk nipis sebagai sentuhan akhir untuk menciptakan sensasi kesegarannya, dirasa serasi dengan lidah orang jawa.
Buktinya, orang dapat dengan mudah menemukan warung yang menyediakan menu tahu gimbal di sekitar pusat kota mulai dari Semarang hingga Rembang. Namun, berbeda dengan tahu gimbal racikan Siswanto (45) yang membuka warungnya di Jalan Tondonegoro Kabupaten Pati. Dia menyediakan tahu gimbal dengan udang ukuran jumbo.
“Udang jumbo sudah menjadi standar untuk memenuhi kepuasan pelanggan, mas,” aku Pak Sis sapaan akrab Siswanto mantan supir bus malam ini, kemarin.
Kesegaran udang juga menjadi kunci suksesnya meraih minat para pelanggan. Setiap pengunjung benar-benar bisa merasakan manis dan lembutnya tekstur dading udang itu sendiri. Selama satu setengah windu melakoni usahanya tersebut, dia tidak pernah mengganti udangnya dengan ukuran kecil yang lebih kecil. “Pasti pelanggan protes,” ucapnya.
Selama ini, Sis mendapatkan udang sebagai bahan utama masakannya itu dari Jepara. Standar yang dipakainya, satu kilogram udang isinya antara dua puluh sampai tiga puluh ekor. “Pokoknya kalau tidak pas ukurannya, saya juga tidak mau. Biasanya satu kilo bisa diolah menjadi dua belas lemar gimbal,” terangnya.
Soal rasa tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, selama ini dia mengaku banyak mendapat pesanan dari hotel, perusahaan dan mengisi stan resepsi perkawinan di se-antero Kota Bumi Mina Tani. Selain itu, banyak juga pelanggannya yang datang dari luar kota, seperti Surabaya, Semarang hingga Jakarta. Tak jarang, dirinya juga diminta untuk memenuhi pesanan pelanggannya asal luar kota. Selain itu, banyak juga yang pembeli yang memesan untuk dijadikan oleh-oleh.
“Kebanyak pelanggan luar kota adalah sales atau pelancong. Jika singgah di Pati, pasti mereka menyempatkan untuk makan di sini. Sedangkan pelanggan lokal hampir merata. Dari PNS sampai karyawan swasta,” ucapnya.
Dia menceritakan, warungnya itu mulai banyak dikunjungi saat jam makan malam. Sementara, waktu berjualan dimulai sejak pukul 16.00 hingga pukul 21.00 atau 22.00. “Alhamdulillah, kalau pas ramai ya pukul 20.00 sudah kukutan (tutup),” tuturnya.
Selain rasa, menurutnya, kebersihan dan kecepatan menyajikan pesanan pembeli serta keramahan mempunyai peran penting untuk mencuri hati pelanggan. Tak heran, jika sempat berjumpa dengan si empunya (Siswanto,Red), anda akan merasakan canda dan keramahannya menyambut para pengunjung yang datang.
Tak sulit menemukan warung tahu gimbal “Pak Sis”. Letaknya sekitar 500 meter sebelah timur laut alun-alun Kota Pati. Mengikuti jalur pantau utara (Pantura). Masuk alun-alun kota, banting setir menuju Jalan dr Wahidin. Tepat di pertigaan Gedung DPRD Kabupaten Pati, ambil arah kanan, masuk ke Jalan Tondonegoro. Lokasinya tepat di depan Hotel Kurnia.
Berbekal Rp 7.500, dipastikan anda sudah dapat menikmati menu tahu gimbal dengan cita rasa manisnya daging udang ukuran jumbo olahan Pak Sis yang mengaku mendapat resep tersebut dari leluhurnya. Ingin mencoba?

By KIN n KAT | | 1 comment